BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA BID’AH

.
BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA BID’AH
.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan bermunculannya amalan-amalan bid’ah di tengah-tengah umat. Di antaranya :
.

  1. Ingin mendapatkan kebaikan
    .
    Ingin mendapatkan kebaikan merupakan penyebab yang paling banyak dijadikan alasan mengapa ahli bid’ah melakukan amalan-amalan bid’ah.
    .
    Kita perhatikan jawaban sekelompok orang yang membuat halaqoh dzikir yang tidak sesuai tuntutan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian ditegur oleh Sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Dan mereka menjawab dengan alasan :
    .
    وَاللَّهِ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَا أَرَدْنَا إِلاَّ الْخَيْرَ
    .
    “Demi Allah, wahai Abu ‘Abdurrahman (Ibnu Mas’ud), kami tidaklah menginginkan selain kebaikan”.
    .
    Perhatikan ucapan mereka !. Alasan mereka mengerjakan amalan bid’ah, adalah karena ingin mendapatkan kebaikan.
    .
    Akan tetapi Ibnu Mas’ud menjawab perkata’an mereka :
    .
    وَكَمْ مِنْ مُرِيدٍ لِلْخَيْرِ لَنْ يُصِيبَهُ
    .
    “Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun tidak mendapatkannya”. (Hr. Ad Darimi).
    .
  2. Berdalil dengan hadits dhaif bahkan palsu
    .
    Tidak sedikit amalan-amalan bid’ah dibangun diatas hadits-hadits dhaif bahkan palsu.
    .
    Berikut ini diantaranya :
    .
    ● Mengusap tengkuk ketika wudhu
    .
    Di antara hadits dhaif yang sering digunakan,
    .
    مَسَحُ الرَّقَبَةِ أَمَانٌ مِنَ الْغُلِّ
    .
    “Mengusap leher adalah pengaman dari dengki, iri hati, benci”.
    .
    Juga hadits yang berbunyi,
    .
    مَنْ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عُنُقَهُ لَمْ يُغَلَّ بِالْأَغْلاَلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
    .
    “Siapa yang berwudhu dan mengusap lehernya, ia tidak akan dibelenggu dengan (rantai) belenggu hari kiamat”.
    .
    Berkata Imam an-Nawawy : “Tidak ada sama sekali (hadits) yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalamnya (yakni dalam masalah mengusap leher/tengkuk)”.
    .
    Berkata Ibnul Qayyim : “Tidak ada satu hadits pun yang shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang mengusap leher”. (Zadul Ma’ad, 1/195).
    .
    Baca al-Majmu’ 1/488, dan Nailul Authar 1/206-207.
    .
    ● Berdo’a setiap mencuci anggota wudhu
    .
    Ada sebagian umat Islam yang membaca do’a setiap kali membasuh anggota wudhu.
    .
    Ketika kumur-kumur membaca do’a,
    .
    اللَّهُمَّ اسْقِنِيْ مِنْ حَوْضِ نَبِيَّكَ كَأْسًا لاَ أَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدُا
    .
    “Ya Allah berilah saya minum dari telaga Nabi-Mu satu gelas yang saya tidak akan haus selama-lamanya”.
    .
    Membasuh wajah membaca do’a,
    .
    اللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ يَوْمَ تَسْوَدُّ الْوُجُوْهُ
    .
    “Ya Allah, putihkanlah wajahku pada hari wajah-wajah menjadi hitam”.
    .
    Mencuci tangan membaca do’a,
    .
    اللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِيَمِيْنِيْ وَلاَ تُعْطِنِيْ بِشِمَالِيْ
    .
    “Ya Allah, berikanlah kitabku di tangan kananku dan janganlah engkau berikan di tangan kiriku”.
    .
    Begitu pula ketika membasuh kepala, telinga dan kaki ada do’a-do’anya yang dibaca.
    .
    Do’a-do’a tersebut tidak ada tuntunannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
    .
    Imam Besar ulama Syafi’iyah, Imam an-Nawawy menegaskan, bahwa do’a ini tidak ada asalnya, dan tidak pernah disebutkan oleh orang-orang terdahulu di kalangan Syafi’iyah.
    .
    Imam an-Nawawi berkata :
    .
    ثم، مع هذا، لا شك أنه يتم تضمين الصلاة في الوضوء بدعة المضللة التي ينبغي التخلي عنها
    .
    ”Maka, dengan ini, tidak diragukan bahwa do’a ini termasuk bid’ah sesat dalam wudhu yang harus ditinggalkan”. (Lihat Al-Majmu’, 1: 487-489).
    .
  3. Salah kaprah memahami nash
    .
    Faktor lainnya adalah salah memahami nash. Banyak hadits-hadits sohih, namun mengamalkan hadits sohih tersebut dengan membuat cara-cara atau model-model baru dalam ibadah yang tidak dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga Shalafus Shaalih. Hal ini juga menjadi sebab bermunculannya amalan-amalan bid’ah.
    .
    Sebagai contoh diantaranya, tentang keutama’an malam nishfu sya’ban. Keutama’an malam nishfu sya’ban banyak diriwayatkan oleh para Sahabat. Sebagaimana diriwayatkan.
    .
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
    .
    يطلع الله تبارك و تعالى إلى خلقه ليلة النصف من شعبان، فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
    .
    “Allah Ta’ala menampakkan kepada hamba-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, maka Dia mengampuni bagi seluruh hambaNya, kecuali orang yang musyrik atau pendengki”.
    .
    (Diriwayatkan oleh banyak sahabat nabi dan satu sama lain saling menguatkan. Lihat kitab as-Silsilah ash-Shahihah, 3/135, No. 1144. Darul Ma’arif. Juga kitab Shahih al-Jami’ ash-Shaghir wa Ziyadatuhu, 2/785. Al Maktab al-Islami).
    .
    Hadits ini menunjukkan keutama’an malam nishfu sya’ban (malam ke 15 di bulan Sya’ban), yakni sa’at itu Allah mengampuni semua makhluk kecuali yang menyekutukan-Nya dan para pendengki.
    .
    Tentunya sa’at itu waktu yang sangat baik untuk banyak beristighfar dan ibadah lainnya. Tetapi hadits ini sama sekali tidak menerangkan cara-cara tertentu dalam bentuk ibadah.
    .
    Tidak disebutkan di hadits tersebut perintah membaca yasin sebanyak tiga kali dengan tujuan tertentu, atau shalat tertentu dengan fadhilah tertentu, lalu sambil membawa air, juga tidak ada perintahnya semua amalan itu dilakukan ba’da maghrib sebagaimana yang dilakukan sebagian umat Islam sa’at ini.
    .
    Didalam kitab “al Mausu’ah al Fiqhiyah”, juz II hal, 254 disebutkan, bahwa jumhur ulama memakruhkan berkumpul untuk menghidupkan malam Nisfu Sya’ban. Dan mereka menegaskan, bahwa berkumpul untuk itu adalah sautu perbuatan bid’ah menurut para imam yang melarangnya, yaitu ‘Atho bin Abi Robah dan Ibnu Malikah.
    .
    Apabila sengaja berkumpul saja di malam nishfu sya’ban para Ulama memakruhkannya. Bagaimana pula apabila di malam nishfu sya’ban sengaja membuat perkara-perkara baru dalam agama (bid’ah) ?
    .
    Keutama’an malam nishfu sya’ban memang shahih, tetapi amalan-amalan khusus malam nishfu sya’ban tidak ada tuntunannya. Jadi apabila ada sebagian orang yang melakukan amalan-amalan tertentu dengan cara-cara tertentu di malam nisfu sya’ban ini adalah bid’ah.
    .
  4. Mengikuti hawa nafsu
    .
    Penyebab lainnya bermunculannya bid’ah adalah dorongan hawa nafsu. Mereka beranggapan, Islam akan lebih baik dan bisa diterima umat, apabila ada inovasi dan kreasi-kreasi tertentu yang membuat umat semangat dalam beragama. Ketika dikatakan bahwa hal itu tidak dibenarkan oleh syari’at, karena tidak pernah diajarkan, atau dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka membantah dengan keras. Mereka mengikuti hawa nafsunya, dibanding dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah.
    .
    Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
    .
    ثلاث مهلكات، فقال: ثلاث مهلكات: شح مطاع و هوى متبع و إعجاب المرء بنفسه
    .
    “Ada tiga hal yang membinasakan. Lalu Nabi bersabda : “Tiga hal yang membinasakan, adalah syahwat yang dita’ati, hawa nafsu yang dituruti, dan seorang yang kagum dengan dirinya sendiri”. (Lihat As Silsilah Ash Shahihah, No. 1802).
    .
    Demikian, wallahu Ta’ala A’lam.
    .
    برك الله فيكم
    .
    .
    https://agussantosa39.wordpress.com/category/11-bidah/04-bidah-yang-dilarang-nabi-adalah-bidah-dalam-urusan-ibadah
    .

HADITS NABI TENTANG BID’AH

.
HADITS NABI TENTANG BID’AH
.
Banyak hadits Nabi yang mengingatkan dan mencela perbuatan bid’ah, maka seharusnya umat Islam hati-hati supaya selamat dari tipu daya para penyesat umat yang menjerumuskan umat kepada bermacam-macam amalan bid’ah.
.
Berikut beberapa hadits Nabi tentang bid’ah :
.

  1. Hati-hati terhadap bid’ah
    .
    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
    .
    وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
    .
    “Hati-hatilah dengan perkara yang diada-adakan (bid’ah) karena setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat”. (Hr. Abu Daud, no. 4607, dan Tirmidzi, 2676).
    .
  2. Sejelek-jelek perkara adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat
    .
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
    .
    فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
    .
    “Sesungguhnya sebaik-baik perkata’an adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan (bid’ah) dan setiap bid’ah adalah sesat”. (Hr. Muslim).
    .
    Dalam riwayat An Nasa’i disebutkan,
    .
    وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
    .
    “Dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan (dalam urusan agama), setiap yang diada-adakan (dalam urusan agama) itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan. Dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka”. (Hr. An Nasa’i).
    .
    Dalam Musnad Ahmad bin Hanbal diriwayatkan, Abdullah berkata :
    .
    إِنَّهُ سَيَلِى أَمْرَكُمْ مِنْ بَعْدِى رِجَالٌ يُطْفِئُونَ السُّنَّةَ وَيُحْدِثُونَ بِدْعَةً وَيُؤَخِّرُونَ الصَّلاَةَ عَنْ مَوَاقِيتِهَا. قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ بِى إِذَا أَدْرَكْتُهُمْ قَالَ: لَيْسَ يَا ابْنَ أُمِّ عَبْدٍ طَاعَةٌ لِمَنْ عَصَى اللَّهَ. قَالَهَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
    .
    “Sesungguhnya seburuk-buruknya perkara kamu sekalian sesudahku yaitu seseorang yang mematikan sunnah, mengada-adakan bid’ah dan mengakhirkan shalat dari waktunya, berkata ibnu Mas’ud, Ya Rasulullah bagaimana apabila aku mengetahui mereka, Rasul bersabda : Ya Ibnu Ummi ‘Abdin tidak ada keta’atan bagi orang yang durhaka kepada Allah” Dia berkata tiga kali”.
    .
  3. Akan muncul umat Nabi yang kerasukan bid’ah sebagaimana anjing terkena penyakit rabies
    .
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
    .
    وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ فِي أُمَّتِي أَقْوَامٌ تَجَارَى بِهِمْ تِلْكَ الْأَهْوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الْكَلْبُ بِصَاحِبِهِ لَا يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلَا مَفْصِلٌ إِلَّا دَخَلَهُ
    .
    “Dan sungguh, nanti akan muncul pada umatku sekelompok orang yang kerasukan bid’ah dan hawa nafsu sebagaimana anjing kerasukan rabies, tak tersisa satu pun dari urat dan sendinya melainkan telah kerasukan”. (Hr. Abu Dawud, dan Ahmad).
    .
  4. Perbuatan bid’ah tertolak
    .
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
    .
    من احدث في امرنا هد ما ليس منه فهو رد
    .
    “Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (agama/ibadah) yang tidak ada asalnya (tidak Rasulullah lakukan/perintahkan), maka perkara tersebut tertolak”. (Hr. Bukhari, no. 20).
    .
    Ibnu Abbas berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
    .
    أَبَى اللَّهُ أَنْ يَقْبَلَ عَمَلَ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعَ بِدْعَتَهُ
    .
    “Allah tidak akan menerima amal perbuatan bid’ah hingga dia meninggalkan bid’ahnya”.
    .
  5. Allah Ta’ala melaknat pelaku bid’ah
    .
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
    .
    مَنْ أَحْدَثَ فِيهَا حَدَثًا أَوْ آوَى مُحْدِثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
    .
    “Barangsiapa berbuat bid’ah didalamnya (Madinah), atau melindungi pelaku bid’ah, maka baginya laknat Allah, para Malaikat, dan manusia”. (Muttafaq ‘Alaih).
    .
  6. Ahli bid’ah adalah sejahat-jahat makhluk
    .
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
    .
    ﺍﻫﻞ ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ﺷﺮ ﺍﻟﺨﻠﻖ ﻭﺍﻟﺨﻠﻴﻘﺔ
    .
    “Ahli bid’ah itu adalah sejahat-jahat makhluk”. (Hr. Abu Daud).
    .
  7. Ahli bid’ah adalah penipu umat
    .
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang menipu umatku maka baginya laknat Allah, para malaikat dan seluruh manusia. Para sahabat bertanya, “apa maksud menipu umatmu ya Rasulullah ?. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Yang suka mengada-adakan amalan bid’ah lalu mengajak manusia ikut mengamalkannya”. (Shahih, riwayat Daruquthni dari Anwas bin Malik).
    .
  8. Wajib membantah ahli bid’ah
    .
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Apabila telah muncul bid’ah-bid’ah dikalangan umatku, maka wajib atas siapa saja yang memiliki ilmu (tentang agama islam) untuk menyampaikan ilmunya. Jika ia tidak melakukannya, maka baginya laknat Allah, para malaikat-Nya dan seluruh manusia. Tidak akan diterima shodaqahnya dan keadilan (kebaikan) amalnya”. (Shahih ar-Rabi’i).
    .
  9. Jauhi dustakan dan cerca ahli bid’ah
    .
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Apabila kamu melihat orang-orang yang ragu dalam agamanya dan ahli bid’ah sesudah aku tiada, maka tunjukkanlah sikap menjauh (bebas) dari mereka. Perbanyaklah lontaran cerca dan kata tentang mereka dan kasusnya. Dustakan mereka, supaya mereka tidak semakin merusak Islam. Waspadai pula orang-orang yang dikhawatirkan meniru-niru bid’ah mereka. Dengan demikian Allah akan mencatat bagimu pahala dan akan meningkatkan derajat kamu diakhirat”. (Hr. Ath-Thahawi).
    .
  10. Allah akan munculkan hamba-hambanya yang menolak perbuatan bid’ah
    .
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
    .
    ﻣﺎ ﻇﻬﺮﺍﻫﻞ ﺍﺑﺪﻋﺔ ﺍﻟﺎ ﺍﻇﻬﺮﺍﻟﻠﻪ ﻓﻴﻬﻢ ﺣﺠﺘﻪ ﻋﻠﻰﻟﺴﺎﻥ ﻣﻦ ﻳﺸﺎﺀ ﻣﻦ ﺧﻠﻘﻪ
    .
    “Tidak muncul ahli bid’ah, melainkan dimunculkan pula oleh Allah kepada mereka itu seorang dari hamba-hamba-Nya, menegakkan hujjah serta dalil untuk menolak bid’ah tersebut”. (Hr. Hakim).
    .
  11. Di antara tanda kiamat adalah diambilnya ilmu dari ahli bid’ah
    .
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
    .
    إِنَّ مِنْ أَشْرِاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُلْتَمَسَ الْعِلْمُ عِنْدَ الْأَصَاغِرِ
    .
    “Sesungguhnya diantara tanda hari Kiamat adalah, ilmu diambil dari orang-orang kecil (ahli bid’ah)”. (Riwayat Ibnul Mubarak, al Lalikai, dan al Khaththib al Baghdadi).
    .
  12. Allah mencegah pelaku bid’ah untuk bertaubat
    .
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
    .
    إِنَّ اللهَ حَجَزَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ
    .
    “Sesungguhnya Allah mencegah setiap pelaku bid’ah dari taubat”. (Hr. Abu Syaikh dalam Tarikh Ashbahan dan lainnya).
    .
  13. Ahli bid’ah akan diusir dari telaga al-Haud
    .
    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
    .
    أَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ أُنَادِيهِمْ أَلَا هَلُمَّ فَيُقَالُ إِنَّهُمْ قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا
    .
    “Aku akan mendahului kalian menuju telaga… sungguh, akan ada beberapa orang yang dihalau dari telagaku sebagaimana dihalaunya onta yang kesasar. Aku memanggil mereka: “Hai datanglah kemari…!”. Namun dikatakan kepadaku : “Mereka telah mengganti-ganti (ajaranmu) sepeninggalmu…”. Maka kataku : “Menjauhlah kesana… menjauhlah kesana (kalau begitu)”. (Hr. Muslim, no 249, Ibnu Majah, no. 4306, dan lainnya).
    .
  14. Allah akan menolak ibadah para pelaku bid’ah
    .
    Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
    .
    لاَ يَقْبَلُ اللَّهُ لِصَاحِبِ بِدْعَةٍ صَوْمًا وَلاَ صَلاَةً وَلاَ صَدَقَةً وَلاَ حَجًّا وَلاَ عُمْرَةً وَ لاَ جِهَادًا وَلاَ صَرْفًا وَلاَ عَدْلاً يَخْرُجُ مِنَ الإِسْلاَمِ كَمَا تَخْرُجُ الشَّعَرَةُ مِنَ الْعَجِين
    .
    “Allah tidak akan menerima puasanya orang yang berbuat bid’ah, tidak menerima shalatnya, tidak menerima shadaqahnya, tidak menerima hajinya, tidak menerima umrahnya, tidak menerima jihadnya, tidak menerima taubatnya, dan tidak menerima tebusannya, ia keluar dari islam sebagaimana keluarnya helai rambut dari tepung”.
    .
    .

Akibat Buruk dan Bahayanya Perbuatan Bid’ah

.
AKIBAT BURUK DAN BAHAYANYA PERBUATAN BID’AH
.
Sungguh besar keburukan dan bahayanya yang diakibatkan dari melakukan amalan-amalan bid’ah.
.
Berikut akibat buruk dan bahayanya yang diakibatkan dari perbuatan bid’ah :
.
1. Amalan bid’ah ditolak.
.
Setiap orang yang beribadah kepada Allah Ta’ala tentunya dengan harapan ibadahnya dapat diterima. Maka sangat rugi apabila kita mengerjakan amalan-amalan bid’ah, karena segala macam amalan bid’ah ditolak, artinya tidak diterima.
.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
.
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ، فَهُوَ رَدٌّ
.
“Barangsiapa yang mengada-adakan suatu perkara di dalam urusan (agama) kami ini yang tidak ada dasar di dalamnya, maka amal itu tertolak”. (Hr. Bukhari, dan Muslim).
.
2. Amalan-amalan bid’ah menimbulkan perpecahan dan permusuhan di antara umat Islam.
.
Perpecahan dan permusuhan sepanjang masa di antara sesama umat Islam bahkan sampai terjadi pertumpahan darah juga karena timbulnya kebid’ahan di tengah-tengah umat.
.
Allah Ta’ala berfirman :
.
وَلَا تَتَّبِعُوۡا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَنۡ سَبِيۡلِهٖ‌ ؕ ذٰ لِكُمۡ وَصّٰٮكُمۡ بِهٖ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَ‏
.
“Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan lain karena itu akan mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya”. (Qs. Al-An’am, 153).
.
Yang dimaksud jalan-jalan lain dalam ayat di atas yang akan mencerai beraikan umat dari jalan Allah yaitu, macam-macam bid’ah dan syubhat. Sebagaimana diterangkan oleh Imam Mujahid rahimahullah dalam tafsirnya, Beliau berkata : “Jalan-jalan dengan aneka macam bid’ah dan syubhat”. (Jami’ul Bayan V/88).
.
Imam Asy-Syatibi rahimahullaahu ta’ala (lhr, 720 – wft, 790 H) berkata : “Semua bukti dan dalil ini menunjukkan bahwa munculnya perpecahan dan permusuhan adalah ketika munculnya kebid’ahan”. (Al- I’tisham, I/157).
.
3. Agama Islam akan mengalami kerusakan bahkan punah sebagaimana agama-agama terdahulu.
.
Seandainya tidak ada para Ulama yang mengingkari amalan-amalan bid’ah, maka agama Islam bisa rusak bahkan punah sebagaimana agama-agama terdahulu yang dibawa para Rasul.
.
Dr. Yusuf Qordhowi berkata : ”Apabila bid’ah dapat dibenarkan dalam Islam maka bukan tidak mungkin bila kemudian Islam akan menjadi agama yang sama dengan agama-agama sebelumnya, yang ahli-ahli agamanya menambahkan hal-hal baru dalam agamanya dengan hawa nafsunya sehingga pada akhirnya agama tersebut berubah sama sekali dari yang aslinya”. (Dr. Yusuf Qordhowi, As Sunnah wal Bid’ah).
.
4. Dilaknat Allah.
.
Amalan bid’ah yang dikerjakan bukannya mendatangkan pahala, tapi justru mendatangkan laknat Allah, laknat para Malaikat, dan laknat manusia seluruhnya.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
.
مَنْ أَحْدَثَ حَدَثًا أَوْ آوَى مُحْدِثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
.
“Barangsiapa yang berbuat bid’ah atau melindungi/membantu pelaku bid’ah, maka baginya laknat Allah, para Malaikat-Nya, dan seluruh manusia”. (Hr. Bukhari, dan Muslim).
.
5. Pelaku bid’ah akan semakin jauh dari Allah.
.
Tujuan dari ibadah adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala (taqorrub ilallah). Namun dengan berbuat bid’ah justru malah sebaliknya akan menjadikan jauh dari Allah Ta’ala.
.
Ayyub As-Sikhtiyani, salah seorang tokoh Tabi’in, mengatakan :
.
مَا ازْدَادَ صَاحِبُ بِدْعَةٍ اِجْتِهَاداً، إِلاَّ ازْدَادَ مِنَ اللهِ بُعْداً.
.
“Semakin giat pelaku bid’ah dalam beribadah, semakin jauh pula ia dari Allah”. (Hilyatul Auliya’, 1/392).
.
6. Pelaku bid’ah akan menanggung dosa orang yang mengikutinya.
.
Kecelaka’an lainnya dari para pelaku bid’ah adalah dibebankannya kepada mereka sebagian dari dosa-dosa orang-orang yang mengikutinya.
.
Allah Ta’ala berfirman :
.
لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ
.
“(Ucapan mereka) Menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari Kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan)”. (Qs. an-Nahl: 25).
.
Allah Ta’ala juga berfirman :
.
وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالا مَعَ أَثْقَالِهِمْ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ
.
“Dan sesungguhnya mereka akan memikul beban (dosa) mereka, dan beban-beban (dosa yang lain) di samping beban-beban mereka sendiri, dan sesungguhnya mereka akan ditanya pada hari kiamat tentang apa yang selalu mereka ada-adakan”. (Qs. al-Ankabut: 13).
.
Imam Mujahid berkata : “Mereka memikul beban-beban dosa mereka, dan dosa-dosa orang yang menta’ati (mengikuti) mereka, dan hal itu tidak meringankan siksa terhadap orang yang menta’ati (mengikuti) mereka”. (Tafsir Ibnu Katsir, Qs. al-Ankabut: 13).
.
Ayat-ayat di atas ditujukan kepada orang-orang kafir namun hakekatnya ditujukan kepada siapapun secara umum, yaitu mereka yang menyesatkan manusia, maka akan menanggung sebagian dari dosa-dosa orang-orang yang disesatkannya.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
.
وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مثلُ آثَامِ مَنِ اتَّبَعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ من آثامهم شيئًا
.
“Dan barang siapa yang menyeru kepada kesesatan, dia akan mendapatkan dosanya semisal dengan dosa orang-orang yang mengikuti jejaknya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun”. (Hr. Muslim, no. 1017).
.
7. Perbuatan bid’ah lebih dicintai iblis daripada maksiat.
.
Imam Sufyan Ats-Tsaury rahimahullah (wft. 161 H) berkata :
.
اَلْبِدْعَةُ أَحَبُّ إِلَى إِبْلِيْسَ مِنَ الْمَعْصِيَةِ
.
“Perbuatan bid’ah lebih dicintai oleh iblis daripada kemaksiatan”. (Riwayat al-Lalika-i dalam Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jama’ah, no. 238).
.
Yang menyebabkan iblis mencintai perbuatan bid’ah daripada perbuatan maksiat adalah karena pelaku bid’ah sulit untuk bertobat.
.
Imam Sufyan Ats-Tsaury rahimahullah berkata :
.
وَالْمَعْصِيَةُ يُتَابُ مِنْهَا وَالْبِدْعَةُ لاَ يُتَابُ مِنْهَا
.
“Dan pelaku kemaksiatan masih mungkin ia untuk bertaubat dari kemaksiatannya, sedangkan pelaku kebid’ahan sulit untuk bertaubat dari kebid’ahannya”. (Riwayat al-Lalika-i dalam Syarah Ushuul I’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jama’ah, no. 238).
.
8. Pelaku bid’ah sulit untuk bertobat.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
.
إِنَّ اللهَ حَجَزَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ
.
“Sesungguhnya Allah mencegah setiap pelaku bid’ah dari taubat”. (Hr. Abu Syaikh dalam Tarikh Ashbahan, dan lainnya).
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
.
وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ فِي أُمَّتِي أَقْوَامٌ تَجَارَى بِهِمْ تِلْكَ الْأَهْوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الْكَلْبُ بِصَاحِبِهِ لَا يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلَا مَفْصِلٌ إِلَّا دَخَلَهُ وَاللَّهِ يَا مَعْشَرَ الْعَرَبِ لَئِنْ لَمْ تَقُومُوا بِمَا جَاءَ بِهِ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَغَيْرُكُمْ مِنْ النَّاسِ أَحْرَى أَنْ لَا يَقُومَ بِهِ
.
“Nanti akan muncul pada umatku sekelompok orang yang kerasukan bid’ah dan hawa nafsu sebagaimana anjing kerasukan rabies, tak tersisa satu pun dari urat dan sendinya melainkan telah kerasukan”. (Hr. Abu Dawud, no. 4597).
.
Para pelaku bid’ah digambarkan dalam hadits di atas seperti anjing yang terkena penyakit rabies. Maksudnya sangat sulit anjing yang terkena penyakit rabies tersebut untuk disembuhkan.
.
Syaikhul Islam ibnu Taimiyah berkata : “Ahlul bid’ah tidak akan bertaubat selama ia menilai bahwa itu merupakan amalan yang baik. Karena taubat berpijak dari adanya kesadaran bahwa perbuatan yang dilakukan itu buruk. Sehingga dengan itu ia bisa bertaubat darinya. Jadi, selama perbuatan itu dianggap baik padahal pada hakikatnya jelek, maka ia tidak akan bertaubat dari perbuatan tersebut. Akan tetapi taubat adalah sesuatu yang mungkin (dilakukan) dan terjadi, yaitu jika Allah Subhanahu wata’ala memberikan hidayah dan bimbingan kepadanya hingga ia dapat mengetahui kebenaran”. (At Tuhfatul Iraqiyyah, Syaikhul Islam ibnu Taimiyah).
.
Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali berkata : ”Rujuknya ahli bid’ah dari kesesatannya adalah hal yang paling sulit bagi mereka, karena mereka menganggap bahwa bid’ah yang mereka lakukan adalah bagian dari agama, mereka bertaqarrub kepada Allah dengan bid’ah tersebut. Ini yang mendorong mereka sulit bertaubat, menentang dan bahkan sombong”. (Fadhilatus Syaikh Dr. Rabi’ bin Hadi Al Madkhali-Twit Ulama).
.
Bagaimana para pelaku bid’ah punya keinginan untuk bertaubat, sementara bid’ah-bid’ah yang dilakukannya diyakini sebagai ibadah.
.
9. Pelaku bid’ah dikhawatirkan akan mati dalam keada’an Suu’ul Khotimah.
.
Ketika seorang manusia meninggal dunia, sangat penting baginya mati dalam keada’an baik (husnul khotimah). Dan apabila sebaliknya, yaitu mati dalam keada’an buruk, sedang bermaksiat kepada Allah Ta’ala (suu’ul khotimah) maka kecelaka’an yang akan menimpa baginya.
.
Para pelaku bid’ah adalah orang-orang yang bermaksiat kepada Allah Ta’ala. Mereka seolah-olah merasa tidak puas dengan syari’at yang sudah ditetapkan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, padahal agama Islam sudah sempurna. Sehingga mereka membuat cara-cara baru dalam ibadah yang tidak pernah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya ajarkan. Dan mereka menganggap segala macam yang mereka ada-adakannya sebagai bentuk sarana mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala (taqorrub ilallah). Maka sangat dikhawatirkan bagi mereka mati dalam keada’an sedang bermaksiat (suu’ul khotimah) yaitu menyelisihi Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.
.
10. Pelaku bid’ah dikhawatirkan terjerumus ke dalam kekafiran.
.
Para ulama dari dahulu sampai sa’at ini berbeda pendapat tentang kafir tidaknya sejumlah firqah ahlul bid’ah, seperti khawarij, qadariyyah dan yang lainnya. Hal ini didukung oleh dhahir ayat yang berbunyi :
.
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
.
“Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka”. (Qs. al-An’am: 159).
.
Di antara para ulama ada yang jelas-jelas mengkafirkan firqah bid’ah tertentu seperti batiniyyah dan yang lainnya. Jika ada ulama yang berselisih tentang suatu perkara, apakah ia dihukumi kafir atau tidak ?. Tentunya setiap orang yang berakal akan merinding untuk ditempatkan di persimpangan yang sarat marabahaya seperti ini. Siapa yang rela kalau ada orang yang mengatakan kepadanya : “Sesungguhnya para ulama berselisih pendapat mengenaimu; apakah kamu telah kafir, atau sekedar sesat ?”. Atau yang mengatakan : “Sesungguhnya ada sebagian ulama yang mengkafirkan kamu dan menganggap darahmu halal…?!”. Tentunya tak seorang pun mau dikatakan seperti itu. (Mukhtasar Al I’tisham, hal 38).
.
11. Wajah pelaku bid’ah akan menghitam pada hari kiamat.
.
Wajah umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kelak di hari Kiamat akan putih berseri-seri. Namun tidak demikian dengan wajah para pelaku bid’ah, wajah mereka hitam legam.
.
Allah Ta’ala berfirman :
.
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ
.
“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula yang hitam muram”. (Qs. Ali ‘Imran: 106).
.
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma menafsirkan ayat ini dengan mengatakan,
.
يَعْنِي: يَوْمَ الْقِيَامَةَ، حِيْنَ تَبْيَضُّ وُجُوْهُ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ، وَتَسْوَدُّ وُجُوْهُ أَهْلِ الْبِدْعَةِ وَالُفُرُقَة
.
“Yaitu : hari Kiamat, ketika wajah ahlus sunnah wal jama’ah putih berseri, sedangkan wajah ahlul bid’ah wal furqah hitam legam”. (Tafsir Ibnu Katsier, 2/92. Oleh Abul Fida’ Ibnu Katsier, tahqiq: DR. Sami Muhammad Salamah, cet.2, th. 1420/1999, Daarut Taybah).
.
12. Pelaku bid’ah terhalang untuk mendapatkan syafa’at.
.
Pada sa’at menghadapi beratnya keada’an di hari KK.iamat nanti, semua manusia membutuhkan syafa’at untuk menghilangkan penderita’an. Namun celaka bagi para pelaku bid’ah, mereka justru akan diusir dan tidak akan mendapatkan syafa’at.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
.
أَلَا وَإِنَّ أَوَّلَ الْخَلَائِقِ يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام أَلَا وَإِنَّهُ سَيُجَاءُ بِرِجَالٍ مِنْ أُمَّتِي فَيُؤْخَذُ بِهِمْ ذَاتَ الشِّمَالِ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أَصْحَابِي. فَيُقَالُ: إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ
.
“Sesungguhnya manusia pertama yang diberi pakaian pada hari Kiamat ialah Ibrahim ‘alaihis salam. Ingatlah, bahwa nanti akan ada sekelompok umatku yang dihalau ke sebelah kiri, maka kutanyakan : Ya Rabbi, mereka adalah sahabatku ?. Akan tetapi jawabannya ialah : Kamu tidak tahu yang mereka ada-adakan sepeninggalmu”. (Muttafaq ‘Alaih).
.
13. Pelaku bid’ah akan diusir dari telaga al-Haud pada hari Kiamat.
.
Pada hari Kiamat manusia akan digiring dan dikumpulkan di Mauqif (padang mahsyar). Sa’at itu manusia mengalami penderita’an yang berat sesuai dengan amal buruk yang mereka lakukan di dunia. Pada sa’at itu Allah Ta’ala menyediakan telaga (al-Haudh) kepada setiap para Nabi supaya umatnya bisa minum dari setiap telaga tersebut untuk menghilangkan penderita’an mereka.
.
Telaga yang diperuntukkan bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam airnya lebih putih daripada susu, lebih manis dari madu, lebih harum daripada minyak kesturi, panjang dan lebarnya sejauh perjalanan sebulan, bejana-bejananya seindah dan sebanyak bintang di langit. Maka kaum Mukminin dari umat beliau akan meminum seteguk air dari al-Haudh (telaga) ini, maka ia tidak akan merasa haus lagi setelah itu selamanya.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
.
عَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرٍو قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم حَوْضِي مَسِيرَةُ شَهْرٍ مَاؤُهُ أَبْيَضُ مِنَ اللَّبَنِ وَرِيحُهُ أَطْيَبُ مِنَ الْمِسْكِ وَكِيزَانُهُ كَنُجُومِ السَّمَاءِ مَنْ شَرِبَ مِنْهَا فَلاَ يَظْمَأُ أَبَدًا
.
“Airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih harum dibandingkan minyak misik. Bejananya bagaikan bintang-bintang di langit. Barang siapa minum darinya; niscaya ia tidak akan pernah merasa dahaga selamanya”. (Hr. Bukhari, no: 7579, dan Muslim, no: 2292).
.
Itulah telaga (al-Haud) yang diperuntukkan untuk umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun ternyata tidak semua umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat minum di telaga tersebut. Ada sebagian dari umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang justru akan diusir supaya menjauh. Di antara mereka yang diusir adalah para pelaku bid’ah.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
.
أَنَا فَرَطُهُمْ عَلَى الْحَوْضِ أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ أُنَادِيهِمْ أَلَا هَلُمَّ فَيُقَالُ إِنَّهُمْ قَدْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا
.
“Aku akan mendahului kalian menuju telaga. Sungguh, akan ada beberapa orang yang dihalau dari telagaku sebagaimana dihalaunya onta yang kesasar. Aku memanggil mereka : “Hai datanglah kemari…!”. Namun dikatakan kepadaku : “Mereka telah mengganti-ganti (ajaranmu) sepeninggalmu”. Maka kataku : “Menjauhlah kesana… menjauhlah kesana (kalau begitu)”. (Hr. Muslim, no. 249, Ibnu Majah, no. 4306).
.
Begitulah keada’an mereka para pelaku bid’ah di Padang Mahsyar. Sa’at mereka menderita menahan dahaga, dan ketika hendak minum dari Telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mereka dihalau seperti unta.
.
14. Amalan bid’ah menjadikan pelakunya mendapatkan siksa Neraka.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
.
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
.
“Sesungguhnya sebaik-baik perkata’an adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan (bid’ah) dan setiap bid’ah adalah sesat”. (Hr. Muslim).
.
Dalam riwayat An Nasa’i Rasulullah bersabda :
.
وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ
.
“Setiap kesesatan tempatnya di Neraka”. (Hr. An Nasa’i, 1578).
.
Umar radhiyallahu ‘anhu berkata :
.
إِنَّ أَصْدَقَ القيل قيل الله و إِنَّ أَصْدَقَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّد و إِنَّ شَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، ألا و إِنَّ كل مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ
.
“Sesungguhnya perkata’an yang paling benar adalah firman Alloh, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu alaihi wasalam, dan sesungguhnya seburuk-buruk perkara adalah yang dibuat-buat (dalam agama). Ketahuilah bahwa sesungguhnya setiap perkara yang dibuat-buat (dalam agama) adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu adalah kesesatan dan setiap kesesatan itu tempatnya di Neraka”. (Hr. Ibnul Wudhah dalam al Bida’, hal. 31, dan al Laalikaa’iy, hadits no. 100, 1/84).
.
Demikian, semoga bermanfaat.
.
.
https://agussantosa39.wordpress.com/category/04-bidah/02-memahami-bidah
.
.
_____________

MENGAGUNGKAN KUBURAN

MENGAGUNGKAN KUBURAN

Diantara bid’ah yang Imam As-Suyuthi ingkari ialah pengagungan kepada kuburan.

Imam As-Suyuti berkata : “Adapun jika seseorang bertujuan untuk sholat di kuburan atau berdo’a untuk dirinya pada urusan-urusan pentingnya dan hajat kebutuhannya dengan mencari keberkahan dan mengharapkan dikabulkannya do’a di kuburan, maka ini jelas bentuk penentangan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta penyelisihan terhadap agama dan syari’at-Nya, DAN PERBUATAN BID’AH YANG TIDAK DIIZINKAN OLEH ALLAH DAN RASULNYA serta para imam kaum muslimin yang mengikuti atsar dan sunnah-sunnahnya. Karena bertujuan menuju kuburan untuk berdo’a mengharapkan untuk dikabulkan merupakan perkara yang dilarang, dan lebih dekat kepada keharaman. Para sahabat radhiallahu ‘anhum beberapa kali mendapati musim kemarau dan juga menghadapi masa-masa sulit setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas kenapa mereka tidak datang ke kuburan Nabi lalu beristighotsah dan meminta hujan di kuburan beliau ?, padahal beliau adalah manusia yang paling mulia di sisi Allah ?. Bahkan Umar bin Al-Khotthob membawa Al-‘Abbas paman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ke musholla lalu Umar meminta Abbas untuk berdo’a meminta hujan, dan mereka tidak meminta hujan di kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam”. (Al-Amru bil ittibaa’, 139).

Keterangan Imam Suyuthi diatas menjelaskan bahwa, orang yang shalat di kuburan atau berdo’a atau mencari keberkahan dari kuburan sebagai bentuk penentangan kepada Allah dan Rasulnya menyelisihi agama dan syari’atnya dan merupakan perbuatan bid’ah yang tidak diizinkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Pengagungan kepada kuburan, berdo’a kepada penghuni kubur dan mencari keberkahan dari penghuni kubur biasa dilakukan oleh ahli bid’ah. Mereka meyakininya sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan perantara penghuni kubur yang mereka anggap sebagai orang suci.

Apakah Imam As-Suyuthi tidak mengetahui ada bid’ah hasanah, sehingga pengagungan kepada kuburan, Imam Suyuthi menyebutnya sebagai bid’ah yang tidak diizinkan oleh Allah dan Rasul-Nya ?

Apakah mereka ahli bid’ah para pemuja pengagung kuburan lebih faham Islam dan lebih berilmu daripada Imam As-Suyuthi ?

_________

NYANYIAN DAN JOGET DALAM IBADAH

NYANYIAN DAN JOGET DALAM IBADAH

Berikut ini seorang Ulama terkemuka yang dianggap sebagai pakar hadits pada masanya, yaitu Imam Al-‘Allamah Al-Hafizh Jalaluddin As-Suyuthi.

Imam As-Suyuthi pada zamannya dikenal sebagai pakarnya dalam bidang hadits dan cabang-cabangnya, baik yang berkaitan dengan ilmu rijal, sanad, matan, maupun kemampuan dalam mengambil istimbat hukum dari hadis.

Beliau lahir setelah waktu magrib malam Ahad, pada permulaan tahun 849 H di daerah Al-Asyuth, atau juga dikenal dengan “As-Suyuth”. Imam As-Suyuthi bermadzhab Syafi’i, seorang Ulama pembela sunnah yang banyak mengingkari kebid’ahan di zamannya.

Terlalu banyak bid’ah-bid’ah yang diingkari oleh Imam As-Suyuthi rahimahullah. Imam As-Suyuthi bahkan menulis sebuah kitab khusus yang berjudul :

الأَمْرُ بِالِاتِّبَاع وَالنَّهْيُ عَنِ الاِبْتِدَاع
ِ
Perintah untuk ittiba’/mengikuti sunnah dan larangan untuk berbuat bid’ah.

Sebuah kitab yang menjelaskan bid’ahnya perkara-perkara tersebut.

Bisa didownload di : http://www.4shared.com/get/lbBW0G8g/_____________.html

Berikut ini diantara bid’ah-bid’ah yang diingkari oleh Imam As-Suyuthi, dan bid’ah-bid’ah tersebut biasa di lakukan oleh sebagian umat Islam.

Apakah Imam As-Suyuthi tidak mengetahui bid’ah hasanah ?

• Nyanyian dan joget dalam beribadah

Nyanyian dan joget biasa dilakukan ahli bid’ah terutama orang-orang sufi dalam peribadahan mereka.

Tentang hal ini, Imam As-Suyuthi rahimahullah menyatakan : Bahwa orang yang melakukan hal ini (bernyanyi dan berjoget dalam ibadah) maka telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, telah gugur muru’ahnya, dan tertolak syahadahnya / persaksiannya”. (lihat Al-Amru bil ittibaa’ hal 99).

Orang-orang (kaum sufi) yang bernyanyi dan berjoget dalam peribadahan mereka tentu saja menganggapnya sebagai perkara yang baik.

Imam As-Suyuthi, seorang Ulama ahlu sunnah yang keilmuannya di akui umat Islam menyebutkan, nyanyian dan joget dalam ibadah sebagai kemaksiatan kepada Allah Ta’ala yang pelakunya di tolak sahadahnya.

______

MENGUSAP WAJAH SETELAH BERDO’A

MENGUSAP WAJAH SETELAH BERDO’A

Al-Izz bin Abdis Salam berkata : ”Dan tidaklah mengusap wajah setelah do’a kecuali orang jahil”. (Kittab Al-Fataawaa karya Imam Al-‘Izz bin Abdis Salaam hal 46-47, kitabnya bisa didownload di http://majles.alukah.net/showthread.php?t=39664).

Al-Izz bin Abdis Salam juga menyatakan, Bahwa mengirim baca’an qur’an kepada mayat tidaklah sampai”. (Lihat Kitab fataawaa Al-Izz bin Abdis Salam, hal: 96).

Dan banyak lagi bid’ah-bid’ah yang diingkari oleh Imam Al-Izz bin Abdis Salam seperti : Menancapkan pedang di atas mimbar, shalat rogoib dan sholat nishfu sya’ban dan melarang kedua sholat tersebut” (Tobaqoot Asy-Syafi’iah al-Kubro karya As-Subki 8/210, pada biografi Al-‘Iz bin Abdissalam).

_____

HARAM MENABUH BEDUK MENURUT KH. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARY

HARAM MENABUH BEDUK MENURUT KH. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARY
.
Sebagian masjid-masjid yang ada di Indonesia menggunakan kentongan dan beduk sebagai pemberitahuan sudah tiba waktunya shalat. Padahal masjid’-masjid itu sudah di lengkapi alat pengeras suara.
.
Apakah kentongan dan beduk itu di syari’atkan dalam Islam, sehingga mereka harus menggunakannya dan tidak mau meninggalkannya ?
.
Kita simak saja pendapat KH. Muhammd Hasyim Asy’ari tentang beduk yang saya dapatkan dari postingan teman Fb berikut ini.
.
❁ KH. MUHAMMAD HASYIM ASY’ARY (PENDIRI NU) MENGHARAMKAN KENTONGAN DAN BEDUK
.
Syeikh Muhammad Hasyim Asy’ary (pendiri NU), mengharamkan penggunaan kentongan dan bedug untuk menandai waktu sholat.
.
Pernyataan beliau ini terungkap dengan jelas pada salah satu risalah beliau yang berjudul Al Jaasuus Fi Bayaani Hukmi An Naquus :
.
الجاسوس في بيان حكم الناقوس
.
Pada risalah kecil ini, secara khusus beliau menjelaskan tentang hukum menggunakan kentongan dan bedug untuk memanggil masyarakat menunaikan sholat berjamaah atau menandai masuknya waktu shalat wajib.
.
Beliau pada awal risalah ini berkata : “Semula aku termasuk yang memperjuangkan pendapat bolehnya menggunakan kentongan atau bedug untuk menandai masuknya waktu shalat. Hingga pada suatu saat, yaitu pada awal tahun 1335 H, aku mendapat ujian, harus mondar mandir ke rumah sakit guna mengobatkan istriku yang menderika sakit di telinganya. Saat itu aku melihat langsung dengan kedua mataku, dan mendengar langsung dengan kedua telingaku orang orang nasrani yang memukul loncengnya guna menandai waktu ibadah dan pelajaran mereka. Saat itulah aku menyadari bahwa pendapat yang benar adalah pendapat yang mengharamkan penggunaan kentongan atau bedug. Dan pendapat yang membolehkan keduanya menyimpang dari jalan yang lurus. Karenanya, aku menulis risalah ini, guna menampakkan kebenaran.
.
Selajutnya beliau membawakan hadits hadits tentang sejarah disyari’atkannya adzan. Dan diantara alasan yang beliau utarakan dalam mengharamkan keduanya adalah :
.
1. Penggunaan kentongan dan bedug adalah salah satu simbol agama orang orang kafir.
.
2. Memukul kentongan dan bedug menyerupai orang kafir.
.
3. Memukul kentongan dan bedug sama saja menghidup-hidupkan simbol agama orang kafir.
.
4. Memukul kentongan dan bedug termasuk kemungkaran.
.
5. Memukul kentongan dan bedug jelas jelas telah dilarang oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam”.
.
Lebih lengkapnya anda bisa simak langsung pada risalah beliau yang berjudul, Al Jaasuus Fi Bayaani Hukmi An Naquus.
.
Penulis: DR Muhammad Arifin Baderi.
.
.
Copas dari postingan teman Facebook.
.
.
_____________
.
.
Benar apa yang dikatakan oleh KH. Muhammad Hasyim Asy’ary, bahwa bedug adalah salah satu simbol agama orang-orang kafir. Memukul kentongan dan bedug menyerupai orang kafir, dan sama saja menghidup-hidupkan simbol agama orang-orang kafir. Sehingga memukul kentongan dan bedug menurut KH. Muhammad Hasyim Asy’ary termasuk kemungkaran.
.
Memukul beduk sama dengan tasyabuh kepada orang-orang kafir. Dan tasyabuh (menyerupai) orang-orang kafir di haramkan dalam Islam.
.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
.
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
.
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”. (HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031).
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
.
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
.
“Bukan termasuk golongan kami siapa saja yang menyerupai selain kami”. (HR. Tirmidzi no. 2695).
.
Karena memukul beduk sama dengan menyerupai orang-orang kafir, maka atas dasar itulah KH. Muhammad Hasyim Asy’ary mengharamkannya.
.
Berikut ini bukti bahwa memukul beduk adalah perbuatan orang-orang kafir dalam peribadatan mereka.
.
❁ BEDUK DALAM KEPERCAYAAN UMAT HINDU
.
Seorang mantan Pandita Hindu ditanya :
.
Dari manakah asalnya beduk ?
.
Mantan Pandita Hindu menjawab :
.
Sebagian sekte Hindu beranggapan bahwa dhak (beduk) itu semula dibawa Dewa-dewa dari Swarga. Di kuil Iswara di Helebeid Maisur India yang dibangun Raja Narasingha (1136-1171) dilukiskan para Dewa membawa beduk.
.
Dewa Surya menghentikan keretanya tepat tengah hari, sehingga segala pekerjaan harus dihentikan sebab akan keluar Dewa-dewa jahat. Untuk tanda meninggalkan pekerjaan, sejak itu dipukullah dhak (beduk). Dalam Surya Deul (pura hitam) di Konara Orissa, dipatungkan kereta Surya tengah berhenti.
.
Sumber: https://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com/2011/03/pertanyaan-seorang-mantan-pandita-hindu.html
.
❁ KEGUNAAN BEDUK BAGI ETNIK TIONGHOA
.
Imam Pratama Nasution, dari Departemen Arkeologi Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, mengatakan bahwa bedug merupakan sejenis gendang besar dan panjang yang biasa digunakan di beberapa Kelenteng atau Vihara.
.
Bedug juga saat ini masih digunakan sebagai penanda dimulainya ritual sembahyang umat Tionghoa di kelenteng atau vihara. Dan juga digunakan saat pertunjukan barongsai.
.
Sementara itu, Agni Malagina, dosen Program Studi China di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia mengatakan, di China dikenal drum atau Gu sejak 2000-an tahun silam.
.
Saat itu bedug digunakan sebagai genderang perang untuk memberi aba-aba kepada para prajurit. Misalnya suara bedug sebagai perintah untuk menutup gerbang kota atau menjelang tutupnya pasar.
.
Bahkan saat malam pergantian tahun, di Beijing China juga diperdengarkan bunyi drum (bedug) bersamaan dengan bunyi petasan. Dari keyakinan mereka, bunyi-bunyian itu dimaksudkan untuk mengusir makhluk jahat bernama Nian.
.
Selain itu, bedug juga menjadi salah satu alat yang selalu digunakan dalam perayaan keagamaan dan tradisi masyarakat Tionghoa. Karena itu, rumah-rumah ibadah seperti kelenteng, vihara dan kuil juga memiliki bedug.
.
Di kelenteng bedug juga memiliki ornamen dan corak yang bermacam-macam, seperti berbentuk burung, naga, bunga dan sebagainya.
.
Ornamen-ornamen itu merupakan simbol yang mengandung makna tertentu, ujar Agni Malagina kepada Jia Xiang Hometown di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.
.
Sejumlah masyarakat etnis Tionghoa juga meyakini bahwa bedug adalah salah satu alat yang dipegang oleh salah seorang dewa.
.
Di zaman Zheng He, bedug digunakan untuk memanggil masyarakat atau penanda waktu”. Ungkap Agni Malagina.
.
Sumber: https://www.jia-xiang.biz/arti-bedug-di-masjid-dan-kelenteng
.
.
Selesai pembahasan
.
By: Дδµ$ $@ŋţ๏$ą $๏Mąŋţяί
.
.
__________

MENAMBAH LAFAL SHALAWAT KEPADA NABI

MENAMBAH LAFAL SHALAWAT KEPADA NABI

Imam Nawawi rahimahullah berkata dalam Kitabnya Al-Adzkaar :

وأما ما قاله بعض أصحابنا وابن أبي زيد المالكي من استحباب زيادة على ذلك وهي: ”وَارْحَمْ مُحَمَّدًا وَآلَ مُحَمَّدٍ” فهذا بدعة لا أصل لها. وقد بالغ الإمام أبو بكر العربي المالكي في كتابه ”شرح الترمذي” في إنكار ذلك وتخطئة ابن أبي زيد في ذلك وتجهيل فاعله، قال: لأن النبي صلى الله عليه وسلم علمنا كيفية الصلاة عليه صلى الله عليه وسلم، فالزيادة على ذلك استقصار لقوله، واستدراك عليه صلى الله عليه وسلم

“Adapun apa yang disebutkan oleh sebagian ulama madzhab syafi’iyah dan Ibnu Abi Zaid al-Maliki tentang disunnahkannya tambahan lafal sholawat dengan tambahan وَارْحَمْ مُحَمَّدًا وَآلَ مُحَمَّدٍ “Dan rahmatilah Muhammad dan keluarga Muhammad” maka ini merupakan perkara bid’ah yang tidak ada asal / dalilnya. Al-Imam Abu Bakr Ibnul ‘Arobi Al-Maliki telah mengingkari dengan sangat serius hal ini dalam kitabnya “syarh At-Tirmidzi” (silahkan lihat perkataan Ibnul ‘Arobi dalam kitabnya ‘Aaridhotul Ahwadzi 2/271-272-pen), beliau (Ibnul ‘Arobi) menyalahkan Ibnu Abi Zaid dan membodohkan pelakunya. Ia berkata, “Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita tentang tata cara shalawat kepadanya, maka tambahan terhadap tata cara tersebut adalah menganggap kurang sabda Nabi, dan bentuk penyempurna’an terhadap beliau shallallahu ‘alaihi wasallam”. (Al-Adzkaar: 116).

Tentunya sangat tidak di ragukan bahwa mendo’akan rahmat bagi Nabi dan keluarga Nabi merupakan perkara yang baik, akan tetapi menjadikan do’a ini sebagai tambahan dalam rangkaian sholawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dianggap bid’ah oleh Imam An-Nawawi rahimahullah.

______

SEGALANYA SUDAH DIAJARKAN NABI

SEGALANYA SUDAH DIAJARKAN NABI
.
Oleh : Ikhwan pecinta meong.
.
Ahli bid’ah sering kali beralasan bahwa amalan-amalan bid’ah yang mereka lakukan mengandung kebaikan.
.
“Tahlilan kan baik”, “merayakan Maulid Nabi kan baik”, “salam-salaman setelah shalat kan baik”. Kata-kata semisal itulah yang biasa mereka ungkapkan.
.
Tentu saja mereka merasa baik dengan amalan-amalan bid’ah mereka, dan tidak akan pernah kita temukan di dunia ini, orang atau kelompok menyimpang dan sesat yang secara sadar mereka merasa di atas kesesatan. Tentunya mereka merasa benar dan memandang baik kesesatannya.
.
Dan anggapan baik itulah yang menjadikan ahli bid’ah sangat bersemangat melakukan kebid’ahannya sehingga menjadikan mereka sangat sulit diperingatkan.
.
Mengangpap baik perkara yang sesat itulah ciri utama dari orang-orang sesat, sebagaimana Fir’aun menganggap baik dirinya, padahal dia di atas kesesatan. Ucapapan Fir’aun Allah Ta’ala abadikan dalam Al-Qur’an.
.
Fir’aun berkata,
.

مَا أُرِيكُمْ إِلَّا مَا أَرَىٰ وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلَّا سَبِيلَ الرَّشَادِ

.
“Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik, dan aku tidak menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar”. (QS. Ghafir, 29).
.
Apabila kita benar-benar mengharapkan kebaikan dari ibadah-ibadah yang kita lakukan, sesungguhnya yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya sudah cukup. Sehingga kita tidak membutuhkan lagi cara-cara baru atau tidak perlu lagi membuat-buat perkara baru dalam urusan ibadah yang tidak diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena segalanya sudah disampaikan.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
.

مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ إِلاَّ وَ قَدْ بُيِّنَ لَكُمْ

.
“Tidaklah tertinggal sesuatu pun yang mendekatkan ke Surga dan menjauhkan dari Neraka melainkan telah dijelaskan semuanya kepada kalian”. (Hr. At-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir, II/155-156 no. 1647 dan Ibnu Hibban, no. 65).
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.

مَا تَرَكْتُ شَيْئًَا مِمَّا أَمَرَكُمُ اللهُ بِهِ إِلاَّ وَقَدْ أَمَرْتُكُمْ بِهِ، وَلاَ تَرَكْتُ شَيْـئًا مِمَّا نَـهَاكُمُ اللهُ عَنْهُ إِلاَّ وَقَدْ نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ

.
“Tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari perintah-perintah Allah kepada kalian, melainkan telah aku perintahkan kepada kalian. Begitu pula tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari larangan-larangan Allah kepada kalian melainkan telah aku larang kalian darinya”. (Riwayat Imam asy-Syafi’i dalam kitab ar-Risalah, hal. 87-93 no. 289).
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.

إِنَّمَا أَنَا لَكُمْ بِمَنْزِلَةِ الْوَالِدِ أُعَلِّمُكُمْ

.
“Sesungguhnya kedudukanku terhadap kalian seperti kedudukan seorang ayah, aku telah mengajari kalian semua”. (Hr. Abu Dawud, no. 8).
.
Semua hadits Nabi di atas sangat jelas menerangkan kepada kita, bahwa segala perkara yang akan menjadikan kita mendapatkan pahala atau sebaliknya mendapatkan siksa sudah diajarkan semuanya.
.
Sungguh para Nabi yang telah diutus Allah Ta’ala kepada manusia, masing-masing telah menyampaikan risalah Allah Ta’ala secara sempurna supaya umatnya tidak menyimpang dan tersesat dari jalan yang benar.
.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
.

إنَّهُ لَمْ يَكُن نَبِيٌّ قَبْلِي إلاَّ كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ

.
“Sungguh tidak ada satupun Nabi sebelumku, melainkan ia pasti menunjukkan (mengajarkan) kepada umatnya segala bentuk kebaikan yang ia ketahui, dan memperingatkan umatnya dari segala macam keburukan yang ia ketahui”. (Shahih Muslim: 1844).
.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (hadits) di atas menjelaskan kepada umatnya, bahwa segala macam ajaran yang baik, juga segala peringatan supaya umatnya tidak tersesat sudah diajarkan semuanya.
.
Maka apabila kita faham dengan maksud dari Sabda-sabda Nabi di atas, tidaklah seharusnya kita membuat-buat lagi cara-cara baru dalam urusan agama untuk mendapatkan kebaikan (pahala) yang menjadikan manusia dapat masuk ke dalam Surga.
.
Sabda-sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas, sepertinya tidak dipahami oleh mereka yang gemar mengerjakan amalan-amalan bid’ah. Sehingga mereka mengamalkan ajaran-ajaran yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
.
Seandainya ahli bid’ah paham dengan hadits Nabi di atas, maka seharusnya mereka tidak perlu lagi membuat-buat bid’ah yang akan menjadikan mereka tersesat dan mendapatkan adzab Allah Ta’ala di akhirat nanti.
.
Lalu untuk apa mereka berbuat bid’ah, padahal segala yang baik sudah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ?
.
APAKAH AHLI BID’AH SUDAH MENGAMALKAN SEGALA BENTUK KEBAIKAN YANG DIAJARKAN NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM SEMUANYA, DAN MERASA MASIH KURANG ?
.
Sehingga mereka harus membuat-buat lagi ajaran-ajaran baru atau amalan-amalan baru yang tidak di contohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
.
با رك الله فيكم
.
.
Penulis : Дδµ$ $@ŋţ๏$ą $๏Mąŋţяί
.
.
Silakan kunjungi pembahasan yang terkait disini,
.
– Bid’ah hasanah yang di maksud Imam Syafi’i silahkan baca di sini : https://agussantosa39.wordpress.com/category/11-bidah-hasanah/01-bidah-hasanah-yang-di-maksud-imam-syafii/
.
– Bid’ah hasanah yang di maksud Umar bin Khatab silahkan baca di sini : https://agussantosa39.wordpress.com/category/11-bidah-hasanah/02-memahami-perkataan-umar-bin-khatab/
.
.
___________