PERBEDA’AN ADALAH RAHMAT

PERBEDA’AN ADALAH RAHMAT

Mungkin kita pernah mendengar orang berkata : ”Perbeda’an adalah rahmat”

Perbeda’an apa yang dimaksud adalah rahmat ?

Kita meyakini bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Nabi terakhir, kelompok lain mengakui ada Nabi lain setelah Nabi Muhammad.

Kita memuliakan para Sahabat, kelompok lain mengkafirkan para Sahabat.

Kita mengatakan semua bid’ah sesat, kelompok lain mengatakan tidak semua bid’ah sesat.

Kalau memang perbeda’an adalah rahmat mengapa Khalifah Abu Bakar memerangi pasukan nabi palsu Musailamah al Khazab, juga pasukan nabi palsu Thulaihah al Assadi dan pasukan nabi palsu Kais bin Abdi Yaguts ? Semua nabi palsu tersebut ditumpas oleh Khalifah Abu Bakar, walaupun harus dengan peperangan yang sengit selama satu tahun.

Kalau perbeda’an adalah rahmat mengapa Imam Malik, Imam Ahmad dan Imam Al-Bukhari mengkafirkan syi’ah ?

Kalau perbeda’an adalah rahmat, mengapa Ibnu Umar berkata :

كل بدعة ضلالة وإن رآها الناس حسنة

“Seluruh bid’ah itu sesat sekalipun manusia memandangnya baik”. (Al Lalika’i 11/50).

• Perbeda’an pendapat dalam Islam

Dalam khasanah Islam, perbeda’an pendapat bukanlah hal baru. Tidak terhitung jumlah kitab-kitab yang ditulis ulama Islam yang disusun khusus untuk merangkum, mengkaji, membandingkan, kemudian mendiskusikan berbagai pandangan yang berbeda-beda dengan argumentasinya masing-masing.

Perlu diketahui bahwa perbeda’an pendapat dalam Islam ada yang dibolehkan dan ada yang terlarang.

Contoh perbeda’an yang di bolehkan misalnya : Cara turun ketika hendak sujud dalam sholat. Apakah tangan atau lutut terlebih dahulu. Kedua-duanya dibenarkan karena masing-masing berdasarkan dalil yang shohih. Maka ini termasuk perbeda’an yang dibolehkan.

Contoh lainnya adalah : Perbeda’an baca’an do’a iftitah, baca’an tasyahud, jumlah takbir shalat jenazah dan takbir sholat ‘id, jumlah shalat teraweh dan banyak lagi. Sesama Muslim tidak dibenarkan bermusuhan karena perbeda’an pada masalah-masalah seperti yang disebutkan di atas. Karena masing-masing dari pendapat diatas memiliki dalil yang sahih.

Sikap kita kepada sesama muslim yang lainnya, yang berbeda pendapat maka harus toleran tidak perlu mempermasalahkannya. Kalaupun mau mendiskusikannya, maka harus memiliki pengetahuan yang cukup, mutaba’ah dan adab yang baik. Sehingga tidak mencederai ukhuwah Islamiyah.

Akan tetapi sikap toleran itu tidak berlaku kepada ajaran, faham atau amalan-amalan baru (bid’ah). Kita tidak boleh mendiamkan bid’ah merajalela ditengah-tengah umat. Karena akan menjadikan umat tenggelam dalam kesesatan. Perbeda’an inilah yang terlarang.

Tidak ada toleransi kepada amalan-amalan bid’ah, karena bid’ah menjadikan agama ini tidak murni dan mengakibatkan perpecahan berujung kebencian dan permusuhan diantara sesama umat Islam.

Imam Asy-Syatibi rahimahullaahu ta’ala berkata : “Semua bukti dan dalil ini menunjukan bahwa munculnya perpecahan dan permusuhan adalah ketika munculnya kebid’ahan.” (Al- I’tisham, I/157).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaahu ta’ala berkata : “Bid’ah itu identik dengan perpecahan, sebagaimana sunnah identik dengan persatuan.” (al-Istiqamah, I/42).

Karena bid’ah berdampak buruk kepada agama dan umat, maka memeranginya sangat besar pahala dan keutama’annya.

Pernah ditanyakan kepada Imam Ahmad rahimahullah : Ada seseorang yang puasa, sholat, I’tikaf dan ada orang lain yang membantah ahli bid’ah, manakah yang lebih anda sukai ? Beliau menjawab : “Apabila orang itu sholat, i’tikaf maka hal itu manfaatnya untuk dia sendiri, tapi apabila dia membantah ahli bid’ah maka manfaatnya bagi kaum muslimin dan inilah yang lebih afdhol/ lebih utama”. Beliau menjelaskan bahwa manfaatnya lebih luas bagi kaum muslimin di dalam agama mereka, yang hal tersebut termasuk jihad fi sabilillah.

Maka atas dasar itulah semenjak dahulu hingga hari ini, para Ulama mengahalau para pengusung kesesatan dan menyingkap penyimpangan-penyimpangannya.

برك الله فيكم

Agus Santosa Somantri

https://agussantosa39.wordpress.com/category/04-bidah/02-memahami-bidah/

===============