PERMUSUHAN ABADI ANTARA PENGIKUT AL-HAQ DENGAN PENGIKUT KEBATILAN

PERMUSUHAN ABADI ANTARA PENGIKUT AL-HAQ DENGAN PENGIKUT KEBATILAN

Perseteruan antara pengikut Al-Haq dengan pengikut kebatilan sejatinya sudah menjadi sunnatullah yang bersifat qadari.

Syariat Allah Ta’ala yang terang benderang ibarat sinar matahari disiang bolong seolah-olah tidak mampu menghilangkan kecenderungan manusia untuk sesat dan menyimpang.

Sangat banyak kisah disebutkan dalam kitab-kitab suci tentang permusuhan orang-orang sesat kepada para Nabi dan Rasul.

Allah Ta’ala sebutkan di dalam firman-Nya :

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِيْنَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا

“Dan demikianlah, kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan jin. Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lainnya perkata’an yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (Al-An’am: 112).

Begitu pula permusuhan orang-orang sesat yang mereka arahkan kepada para Ulama pewaris Nabi yang menyeru manusia untuk memurnikan Tauhid serta menegakkan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak lengah sesa’at pun mereka membuat makar untuk memadamkan cahaya Tauhid di muka bumi ini. Seolah-olah mereka diciptakan untuk menjadi musuh Al-haq. Mereka tidak rela kehilangan pengikut dan kedudukan. Orang awam pun jadi korban fitnah dan provokasi mereka.

Kaum kafir juga munafik yang terusik kepentinganya dan para pengusung kesesatan yang gerah karena eksistensi kesesatannya terancam, tidak bosan-bosannya menebar syubhat batilnya.

Demikian pula hari ini, orang-orang yang menyeru manusia untuk memurnikan Tauhid dan mencintai, membela dan mengamalkan Sunnah Nabi, menyeru manusia untuk menjauhi kesyirikan dan bid’ah menjadi bulan-bulanan dan olok-olokan para penentangnya. Cibiran, makian, hujatan dan sumpah serapah tidak henti-hentinya mereka arahkan siang malam tanpa mengenal lelah.

Sangat gusar para pelaku kesesatan melihat dakwah Tauhid semakin eksis di tengah-tengah umat. Mereka tidak mampu menyembunyikan kedengkian hati mereka. Sungguh pun mereka sadar bahwa dengki adalah sifat yang keji. Begitulah Allah Ta’ala menampakkan keburukan hati orang-orang sesat.

Allah Ta’ala berfirman :

أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَنْ لَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ أَضْغَانَهُمْ

”Atau apakah orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka ?”. (Q.S Muhammad: 29).

• Tidak perlu takut dengan permusuhan para pelaku kesesatan

Tidak henti-hentinya para penentang dakwah Tauhid melancarkan perlawanan. Tujuan mereka adalah lemahnya para da’i yang menyeru umat untuk memurnikan Tauhid dari penyimpangan yang di usung para pelaku sesat ahli bid’ah dan dari para penjaga warisan nenek moyang yang bertentangan dengan syari’at Islam yang penuh dengan tahayul, khurafat dan kesyirikan.

Allah Ta’ala berfirman :

وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ

”Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan dalam hati mereka lebih besar lagi”. (Q.S Ali Imran 118).

Sungguh pun besarnya permusuhan dan penentangan yang mereka lakukan, Allah menjamin bahwa makar mereka tidak akan menjadikan surut dan redupnyanya para pembela Tauhid menyeru umat. Mereka tidak akan menimbulkan kesukaran dan kesulitan yang berarti. Dakwah Tauhid akan tetap memancarkan sinarnya di bumi ini.

Allah Ta’ala berfirman :

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا

”Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan mennyusahkan kamu sedikit pun”. (Q.S Ali Imran 120).

• Kesudahan para pengikut kebatilan

Al-Qur’an banyak menceritakan kisah orang-orang terdahulu yang dibinasakan oleh Allah Ta’ala karena pengingkaran mereka kepada dakwah Tauhid yang diserukan oleh para Nabi dan Rasul-Nya yang diutus kepada mereka. Kehancuran akibat adzab pedih yang menghinakan, mereka peroleh akibat ulah mereka sendiri.

Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَـكِن ظَلَمُواْ أَنفُسَهُمْ

“Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”. (Q.S Hud: 100-101).

Sesungguhnya kebinasa’an mereka yang Allah Ta’ala abadikan baik di kitab-kitab suci ataupun masih utuhnya reruntuhan sisa-sisa peradaban mereka yang hancur berkeping-keping supaya jadi pelajaran bagi orang-orang yang memiliki akal.

Allah Ta’ala berfirman :

لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأولِي الألْبَابِ

”Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu, terdapat pelajaran bagi orang yang mempunyai akal”. (Q.S Yusuf: 111).

Allah Ta’ala berfirman :

فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الأبْصَارِ

”Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai akal”. (Al-Hasyr: 2).

• Al-Haq pasti menang

Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

”Sesungguhnya kebatilan itu (pasti) akan lenyap”. (Al Isra’: 81).

Sejarah telah membuktikan, bahwa setiap kebatilan pada akhirnya pasti mengalami kekalahan. Dan Al-Haq pasti mendapatkan kemenangan baik di dunia ataupun kemenangan yang tertunda yaitu surga-Nya Allah Ta’ala di akhirat kelak.

Walaupun di dunia para pembela Al-Haq mendapatkan berbagai rintangan dan gangguan, namun semua itu Allah Ta’ala akan membalasnya dengan limpahan pahala dan keutama’an. Inilah hakekatnya kemenangan.

Al-Imam Asy-Syaukani rahimahullah berkata : “Sesungguhnya kebatilan meskipun terkadang menang terhadap kebenaran dan lebih tinggi darinya, namun Allah pasti akan menghancurkan dan menghapus kebatilan tersebut. Dan menjadikan kemenangan untuk al-Haq dan ahlul Haq”. (Fath al-Qadir, hal. 3/75).

برك الله فيكم

Agus Santosa Somantri

https://agussantosa39.wordpress.com/category/04-bidah/02-memahami-bidah/

==================