MEWASPADAI SYUBHAT

MEWASPADAI SYUBHAT

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُوْنُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu, karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Fathir: 6).

Dalam ayat diatas dinyatakan bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Maka selayaknya manusia selalu waspada terhadap segala tipu dayanya. Dengan segala cara dan upayanya, setan menyeru dan merayu manusia sehingga terjerumus ke dalam jurang kehancuran.

Dan diantara cara yang paling ampuh untuk menjerumuskan manusia adalah dengan menanamkan syubhat di hati manusia. Sehingga betapa banyak manusia yang mati dengan membawa serta kekafiran, kemunafikan, kesyirikan, kebid’ahan dan kesesatan lainnya. Yang ketika hidup mereka merasa kebatilan yang mereka yakini sebagai Al-Haq.

Fitnah syubhat telah dikhawatirkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap umatnya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَ فُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْفِتَنِ

”Sesungguhnya diantara yang aku takutkan atas kamu adalah syahwat mengikuti nafsu pada perut kamu dan pada kemaluan kamu serta fitnah-fitnah yang menyesatkan”. [HR. Ahmad].

Yang dimaksud dengan fitnah-fitnah yang menyesatkan adalah fitnah syubhat.

Syubhat artinya samar, kabur, atau tidak jelas. Syubhat yang tertanam di hati manusia akan membuat seseorang samar memandang kebenaran. Sehingga jadilah kebenaran dipandang sebagai kebatilan. Dan sebaliknya kebatilan akan di pandang sebagai kebenaran. Itulah tujuan syetan menanamkan syubhat di hati manusia.

Para Sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kebanyakan bukanlah orang-orang yang pandai membaca dan menulis. Namun mereka selamat akidahnya, mereka tidak terkena syubhat. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ada di tengah-tengah mereka. Namun sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak ada jaminan umatnya bisa terbebas dari fitnah syubhat.

• Kebodohan penyebab syubhat tertanam di hati manusia.

Yang menjadikan syubhat tertanam di hati manusia adalah karena kebodohan. Bodoh terhadap ilmu agama menimbulkan banyak keburukan, diantaranya : Sifat taqlid, ta’ashub dan sombong.

Sifat Taqlid dan ta’ashub menumbuhkan pengkultusan individu dan fanatisme golongan secara berlebihan. Pengkultusan individu menjadikan seseorang selalu mengikuti apapun yang dikatakan oleh orang yang di kultuskannya. Seolah-olah malaikat yang pasti selalu benar. Dan fanatisme golongan menjadikan manusia buta terhadap kebenaran. Sehingga apapun yang datang dari golongannya di telannya mentah-mentah.

Seorang yang sudah terkena sifat taqlid dan ta’ashub tidak mengenal tabayyun dan tarjih. Tabayyun artinya mencari kejelasan dan tarjih artinya mencari dalil yang lebih kuat. Bagi seorang yang sudah terkena penyakit taqlid dan ta’ashub, apapun yang datang dari orang yang di pujanya atau dari golongannya akan selalu dibenarkan dan di ikutinya. Adapun yang datang dari pihak lain akan selalu diingkari dan di tolaknya. Sifat taqlid dan ta’ashub inilah yang menjadikan syubhat merasuki hati seseorang.

Keburukan lainnya akibat kebodohan adalah kesombongan. Sombong adalah merasa dirinya atau golongannya paling benar, maka sifat ini menjadikan dirinya menutup diri dari pihak luar. Keterangan dan seruan yang datang dari pihak lain akan di tolaknya mentah-mentah. Keterangan dari kelompok lain dianggapnya sebagai omong kosong yang tidak perlu di hiraukan. Maka akibat kesombongan seseorang terkena syubhat.

• Membentengi dengan ilmu.

Karena begitu merusaknya syubhat kepada keyakinan manusia. Menjadikan manusia samar melihat kebenaran. Maka dibutuhkan cara untuk membentenginya.

Adapun cara untuk terhindar dari fitnah syubhat, yaitu dengan membentengi diri dengan ilmu yang benar. Ilmu yang disampaikan oleh para Ulama yang membimbing umat kepada manhaj yang lurus. Para Ulama yang menyeru umat untuk berpegang taguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena dengan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah, maka manusia bisa selamat terhindar dari kesesatan.

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

“Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah”. (HR. Muslim).

Para Ulama yang menyeru umat untuk meneladani para Sahabat yang telah mendapatkan bimbingan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda :

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

“Sesungguhnya sepeninggalku akan terjadi banyak perselisihan. Maka hendaklah kalian berpegang pada sunnahku dan sunnah Khulafa Ar-Rasyidin. Peganglah ia erat-erat, gigitlah dengan gigi geraham kalian”. (HR. Abu Daud 4607).

Mendatangi majlis ilmu, dekat dengan para Ulama, berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah, dan meneladani para Sahabat dalam beragama, maka insya Allah kita bisa selamat dari fitnah syubhat dan terhindar dari kesesatan.

الله المستعان

Agus Santosa Somantri

https://agussantosa39.wordpress.com/category/04-bidah/02-memahami-bidah/

=======================