BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA BID’AH

.
BEBERAPA FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA BID’AH
.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan bermunculannya amalan-amalan bid’ah di tengah-tengah umat. Di antaranya :
.

  1. Ingin mendapatkan kebaikan
    .
    Ingin mendapatkan kebaikan merupakan penyebab yang paling banyak dijadikan alasan mengapa ahli bid’ah melakukan amalan-amalan bid’ah.
    .
    Kita perhatikan jawaban sekelompok orang yang membuat halaqoh dzikir yang tidak sesuai tuntutan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kemudian ditegur oleh Sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Dan mereka menjawab dengan alasan :
    .
    وَاللَّهِ يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَا أَرَدْنَا إِلاَّ الْخَيْرَ
    .
    “Demi Allah, wahai Abu ‘Abdurrahman (Ibnu Mas’ud), kami tidaklah menginginkan selain kebaikan”.
    .
    Perhatikan ucapan mereka !. Alasan mereka mengerjakan amalan bid’ah, adalah karena ingin mendapatkan kebaikan.
    .
    Akan tetapi Ibnu Mas’ud menjawab perkata’an mereka :
    .
    وَكَمْ مِنْ مُرِيدٍ لِلْخَيْرِ لَنْ يُصِيبَهُ
    .
    “Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun tidak mendapatkannya”. (Hr. Ad Darimi).
    .
  2. Berdalil dengan hadits dhaif bahkan palsu
    .
    Tidak sedikit amalan-amalan bid’ah dibangun diatas hadits-hadits dhaif bahkan palsu.
    .
    Berikut ini diantaranya :
    .
    ● Mengusap tengkuk ketika wudhu
    .
    Di antara hadits dhaif yang sering digunakan,
    .
    مَسَحُ الرَّقَبَةِ أَمَانٌ مِنَ الْغُلِّ
    .
    “Mengusap leher adalah pengaman dari dengki, iri hati, benci”.
    .
    Juga hadits yang berbunyi,
    .
    مَنْ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عُنُقَهُ لَمْ يُغَلَّ بِالْأَغْلاَلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
    .
    “Siapa yang berwudhu dan mengusap lehernya, ia tidak akan dibelenggu dengan (rantai) belenggu hari kiamat”.
    .
    Berkata Imam an-Nawawy : “Tidak ada sama sekali (hadits) yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalamnya (yakni dalam masalah mengusap leher/tengkuk)”.
    .
    Berkata Ibnul Qayyim : “Tidak ada satu hadits pun yang shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang mengusap leher”. (Zadul Ma’ad, 1/195).
    .
    Baca al-Majmu’ 1/488, dan Nailul Authar 1/206-207.
    .
    ● Berdo’a setiap mencuci anggota wudhu
    .
    Ada sebagian umat Islam yang membaca do’a setiap kali membasuh anggota wudhu.
    .
    Ketika kumur-kumur membaca do’a,
    .
    اللَّهُمَّ اسْقِنِيْ مِنْ حَوْضِ نَبِيَّكَ كَأْسًا لاَ أَظْمَأُ بَعْدَهُ أَبَدُا
    .
    “Ya Allah berilah saya minum dari telaga Nabi-Mu satu gelas yang saya tidak akan haus selama-lamanya”.
    .
    Membasuh wajah membaca do’a,
    .
    اللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِيْ يَوْمَ تَسْوَدُّ الْوُجُوْهُ
    .
    “Ya Allah, putihkanlah wajahku pada hari wajah-wajah menjadi hitam”.
    .
    Mencuci tangan membaca do’a,
    .
    اللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ كِتَابِيْ بِيَمِيْنِيْ وَلاَ تُعْطِنِيْ بِشِمَالِيْ
    .
    “Ya Allah, berikanlah kitabku di tangan kananku dan janganlah engkau berikan di tangan kiriku”.
    .
    Begitu pula ketika membasuh kepala, telinga dan kaki ada do’a-do’anya yang dibaca.
    .
    Do’a-do’a tersebut tidak ada tuntunannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
    .
    Imam Besar ulama Syafi’iyah, Imam an-Nawawy menegaskan, bahwa do’a ini tidak ada asalnya, dan tidak pernah disebutkan oleh orang-orang terdahulu di kalangan Syafi’iyah.
    .
    Imam an-Nawawi berkata :
    .
    ثم، مع هذا، لا شك أنه يتم تضمين الصلاة في الوضوء بدعة المضللة التي ينبغي التخلي عنها
    .
    ”Maka, dengan ini, tidak diragukan bahwa do’a ini termasuk bid’ah sesat dalam wudhu yang harus ditinggalkan”. (Lihat Al-Majmu’, 1: 487-489).
    .
  3. Salah kaprah memahami nash
    .
    Faktor lainnya adalah salah memahami nash. Banyak hadits-hadits sohih, namun mengamalkan hadits sohih tersebut dengan membuat cara-cara atau model-model baru dalam ibadah yang tidak dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga Shalafus Shaalih. Hal ini juga menjadi sebab bermunculannya amalan-amalan bid’ah.
    .
    Sebagai contoh diantaranya, tentang keutama’an malam nishfu sya’ban. Keutama’an malam nishfu sya’ban banyak diriwayatkan oleh para Sahabat. Sebagaimana diriwayatkan.
    .
    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
    .
    يطلع الله تبارك و تعالى إلى خلقه ليلة النصف من شعبان، فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
    .
    “Allah Ta’ala menampakkan kepada hamba-Nya pada malam Nishfu Sya’ban, maka Dia mengampuni bagi seluruh hambaNya, kecuali orang yang musyrik atau pendengki”.
    .
    (Diriwayatkan oleh banyak sahabat nabi dan satu sama lain saling menguatkan. Lihat kitab as-Silsilah ash-Shahihah, 3/135, No. 1144. Darul Ma’arif. Juga kitab Shahih al-Jami’ ash-Shaghir wa Ziyadatuhu, 2/785. Al Maktab al-Islami).
    .
    Hadits ini menunjukkan keutama’an malam nishfu sya’ban (malam ke 15 di bulan Sya’ban), yakni sa’at itu Allah mengampuni semua makhluk kecuali yang menyekutukan-Nya dan para pendengki.
    .
    Tentunya sa’at itu waktu yang sangat baik untuk banyak beristighfar dan ibadah lainnya. Tetapi hadits ini sama sekali tidak menerangkan cara-cara tertentu dalam bentuk ibadah.
    .
    Tidak disebutkan di hadits tersebut perintah membaca yasin sebanyak tiga kali dengan tujuan tertentu, atau shalat tertentu dengan fadhilah tertentu, lalu sambil membawa air, juga tidak ada perintahnya semua amalan itu dilakukan ba’da maghrib sebagaimana yang dilakukan sebagian umat Islam sa’at ini.
    .
    Didalam kitab “al Mausu’ah al Fiqhiyah”, juz II hal, 254 disebutkan, bahwa jumhur ulama memakruhkan berkumpul untuk menghidupkan malam Nisfu Sya’ban. Dan mereka menegaskan, bahwa berkumpul untuk itu adalah sautu perbuatan bid’ah menurut para imam yang melarangnya, yaitu ‘Atho bin Abi Robah dan Ibnu Malikah.
    .
    Apabila sengaja berkumpul saja di malam nishfu sya’ban para Ulama memakruhkannya. Bagaimana pula apabila di malam nishfu sya’ban sengaja membuat perkara-perkara baru dalam agama (bid’ah) ?
    .
    Keutama’an malam nishfu sya’ban memang shahih, tetapi amalan-amalan khusus malam nishfu sya’ban tidak ada tuntunannya. Jadi apabila ada sebagian orang yang melakukan amalan-amalan tertentu dengan cara-cara tertentu di malam nisfu sya’ban ini adalah bid’ah.
    .
  4. Mengikuti hawa nafsu
    .
    Penyebab lainnya bermunculannya bid’ah adalah dorongan hawa nafsu. Mereka beranggapan, Islam akan lebih baik dan bisa diterima umat, apabila ada inovasi dan kreasi-kreasi tertentu yang membuat umat semangat dalam beragama. Ketika dikatakan bahwa hal itu tidak dibenarkan oleh syari’at, karena tidak pernah diajarkan, atau dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka membantah dengan keras. Mereka mengikuti hawa nafsunya, dibanding dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah.
    .
    Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
    .
    ثلاث مهلكات، فقال: ثلاث مهلكات: شح مطاع و هوى متبع و إعجاب المرء بنفسه
    .
    “Ada tiga hal yang membinasakan. Lalu Nabi bersabda : “Tiga hal yang membinasakan, adalah syahwat yang dita’ati, hawa nafsu yang dituruti, dan seorang yang kagum dengan dirinya sendiri”. (Lihat As Silsilah Ash Shahihah, No. 1802).
    .
    Demikian, wallahu Ta’ala A’lam.
    .
    برك الله فيكم
    .
    .
    https://agussantosa39.wordpress.com/category/11-bidah/04-bidah-yang-dilarang-nabi-adalah-bidah-dalam-urusan-ibadah
    .