SOMBONG SIFAT YANG MEMBINASAKAN

SOMBONG SIFAT YANG MEMBINASAKAN

Menolak kebenaran karena diri atau kelompok merasa paling benar, paling pinter paling unggul adalah sifat yang sudah lama menjangkiti manusia. Sebagaimana sifatnya kaum-kaum terdahulu yang menolak risalah para Rasul. Sebagaimana difirmankan Allah ta’ala :

وَ مَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِن فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ

”Dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta”. [QS. Hud: 27].

Sifat merasa paling baik, paling terhormat, paling pintar yang menjadikan orang-orang terdahulu yang Allah binasakan mereka menolak, mengingkari dan mendustakan para Nabi dan Rasul. Bukan saja menolak para Rasul tapi mereka juga memperolok-oloknya.

Menyombongkan diri merasa diatas yang lain adalah sifat warisan iblis. Bagaimana iblis yang asalnya sebagai makhluk Allah paling salih berubah jadi makhluk paling terkutuk.

Semestinya setiap jiwa sadar bahwa diatas langit ada langit. Dengan menyadari hal ini maka tidak sepantasnya merasa paling tinggi kemudian merendahkan orang lain.

Ketika diri merasa banyak tahu, ingatlah, ada yang lebih maha mengetahui.

وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ

“… dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang Maha Mengetahui.” (Qs. Yusuf: 76).

Menyadari ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih maha mengetahui dari kita. Maka tidak sepantasnya menolak dan menutup telinga rapat-rapat ketika ada keterangan yang datang dari pihak lain. seolah-olah kelompok yang diikuti atau diri kita sudah mendapatkan jaminan surga yang akan memasukinya tanpa hisab.

Tidak berusaha untuk menyimak bahkan sekedar untuk mendengarkan bisa mendatangkan sebab jauhnya dari hidayah Allah. Karena diantara sebab seseorang mendapatkan hidayah adalah dengan berusaha untuk mendengarkan dan menyimaknya.

Allah Ta’ala berfirman :

فَبَشِّرۡ عِبَادِ ۙ ﴿۱۷

الَّذِيۡنَ يَسۡتَمِعُوۡنَ الۡقَوۡلَ فَيَتَّبِعُوۡنَ اَحۡسَنَهٗ‌ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ هَدٰٮهُمُ اللّٰهُ‌ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمۡ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ ﴿۱۸

”. . Sampaikanlah kabar gembira kepada hamba-hamba-Ku”,

”Yaitu bagi orang yang mendengarkan perkata’an lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”. (Az-Zumar Ayat : 17 – 18).

Merasa diri atau kelompok lebih benar, paling baik, lebih pintar bisa menumbuhkan sifat sombong yang akhirnya mengingkari, menolak seruan atau keterangan yang datang menghampirinya. Karena memandang orang yang menyampaikannya lebih rendah dari diri atau kelompoknya. Hal ini sangat berbahaya karena ada ancaman dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi. Ada seseorang yang bertanya, Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus ? Beliau menjawab, Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain”. (HR. Muslim no. 91).

Seorang yang berharap bisa memasuki surga, maka perhatikan yang ada di dalam hatinya. Jangan sampai ada setitik pun sifat sombong bercokol di dalam hati. Dan mulai melakukan perubahan yang biasanya banyak mengeluarkan kata-kata menjadi banyak menyimak. Dan bertanya dengan tulus hendak mengetahui dari perkara yang tidak di fahami.

بَارَكَ اللهُ فِيْكُم

Agus Santosa Somantri

https://agussantosa39.wordpress.com/category/i-bidah/10-memahami-bidah/

================