TIDAK BOLEH BELAJAR BAHASA ARAB ATAU BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN KEPADA AHLI BID’AH

.
TIDAK BOLEH BELAJAR BAHASA ARAB ATAU BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN KEPADA AHLI BID’AH
.
Soal : Apabila ada ahli bid’ah, tapi dia menguasai ilmu bahasa Arab, bolehkah kita mengambil ilmu bahasa Arab darinya ?
.
Jawab : Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah menjawab : Kita tidak boleh duduk dengannya, karena hal itu akan memunculkan dua kerusakan : (1) Dia (ahli bid’ah) tertipu dengan dirinya sendiri. Dia mengira bahwa dirinya berada di atas al-Haq (kebenaran). (2) Umat akan tertipu dengannya. Yaitu dengan berdatangannya para penuntut ilmu kepada dia dan mengambil ilmu darinya. Sementara orang awam tidak akan membedakan antara ilmu bahasa dengan ilmu akidah. Oleh karena itu kami memandang untuk tidak boleh duduk dengan ahli bid’ah secara mutlak. Bahkan walaupun dia tidak mendapati ilmu bahasa Arab, kecuali hanya pada dia (ahli bid’ah). Allah akan menjadikan untuknya yang lebih bagi dari itu. Karena berdatangannya para penuntut ilmu kepada mereka (ahli bid’ah) tidak diragukan akan menyebabkan mereka tertipu (dengan diri sendiri), dan menyebabkan umat tertipu dengan mereka. Masalah (lain) : Bolehkan mengambil ilmu al-Qur’an (ilmu Qira’ah, Tajwid, dll) dari seorang pengajar ahli bid’ah ?. Jawabannya : Tidak boleh membaca kepada mereka (yakni tidak boleh mengambil ilmu al-Qur’an dari mereka). (Selesai dengan sedikit perubahan).
.
Dari kaset : “Syarh Hilyah Thalibul ‘Ilmi”Oleh al-’Allamah Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah.
.
.
Sumber:http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=1443125
.
.