MAULID NABI ADALAH BID’AH MENURUT IMAM ASY-SYATHIBI

MAULID NABI ADALAH BID’AH MENURUT IMAM ASY-SYATHIBI
.

Imam Abu Ishaq Asy-Syathibi rahimahullah (790 H) berkata tentang peringatan Maulid Nabi :

.

أما الأولى: وهي الوصية بالثلث ليوقف على إقامة ليلة النبيء صلى الله عليه وسلم، فمعلوم أن إقامة المولد على الوصف المعهود بين الناس بدعة محدثة، وكل بدعة ضلالة

.

(Suatu perkara) yang seharusnya diketahui : “Bahwa pelaksanaan acara maulid dengan cara yang biasa dilakukan oleh masyarakat adalah perbuatan bid’ah muhdatsah (perkara bid’ah yang diada-adakan dalam agama). Padahal bid’ah itu semuanya sesat”. (Fatawa As-Syatiby, hlm. 203).

.

Penjelasan Imam Asy-Syathibi rahimahullah diatas, terkait pertanya’an yang menanyakan wasiat harta untuk diinfakkan guna memperingati Maulid Nabi.

.

Imam Asy-Syathibi rahimahullah menjawab :

.

فالإنفاق على إقامة البدعة لا يجوز والوصية به غير نافذة بل يجب على القاضي فسخه. ورُدَّ الثلث إلى البورثة يقتسمونه فيما بينهم …”

.

“Oleh karena itu, menginfakkan harta untuk pelaksanaan acara bid’ah tidak diperbolehkan. Sehingga wasiat untuk acara itu tidak perlu ditunaikan. Bahkan hakim (yang berwenang) wajib membatalkan wasiat tersebut. Serta mengembalikan sepertiga harta itu kepada ahli waris agar dibagikan diantara mereka…”.

.

❁ Profil Imam Imam Asy-Syathibi

.

Siapakh Imam As-Syatibhi ?

.

Imam As-Sytibhi (wafat 790 H / 1388 M), adalah seorang Ulama ahlu sunnah, yang keilmuannya diakui oleh seluruh umat Islam di dunia.

.

Imam Asy Sytibhi juga dikenal sebagai seorang pakar atau ahlinya dalam gramatika bahasa arab (nahwu). Beliau menulis kitab-kitab tentang ilmu nahwu dan sharf, ini sebagai bukti bahwa Imam Asy Sytibhi ahlinya dalam ilmu tata bahasa arab nahwu dan sharf.

.

Kitab-kitab nahwu sharf yang beliau tulis adalah :

.

• Al-Maqashid al-Syafiyah fi Syarhi Khulashoh al-Kafiyah, kitab bahasa tentang Ilmu nahwu yang merupakan syarah dari Alfiyah Ibnu Malik.

.

• Unwan al-Ittifaq fi ‘ilm al-isytiqaq, kitab bahasa tentang Ilmu sharf dan Fiqh Lughah.

.

• Ushul al-Nahw, kitab bahasa yang membahas tentang Qawaid Lughah dalam Ilmu sharf dan Ilmu nahwu.

.

Kitab karya Imam Asy Syatibhi terkenal lainnya adalah :

.

• Al-I’tisham, kitab manhaj yang menerangkan tentang bid’ah dan seluk beluknya.

.

Semua karya tulis yang di buat oleh Imam Asy Sytibhi menunjukkan bahwa Imam Asy Sytibhi sebagai seorang Ulama yang luas dan dalam keilmuannya. Dan memang Kredibibilitas Imam Asy Sytibhi sebagai Ulama diakui oleh dunia Islam.

.
.
_______________

ILMU TAJWID BID’AH ?

ILMU TAJWID BID’AH ?

Benarkah ilmu tajwid bid’ah, karena tidak ada di zaman Nabi ?

Perhatikan perkata’an Imam Izzuddin Abdul Aziz bin Abdussalam, Ulama besar bermadzhab Syafi’i, yang lahir pada tahun 577 H.

Mengenai ilmu tajwid, Imam Al-Iz bin Abdis Salam di dalam kitabnya, beliau berkata :

“ILMU TAJWID BUKANLAH BID’AH DALAM AGAMA ISLAM, BAHKAN MERUPAKAN SUATU MASLAHAT MURSALAH”. (Lihat al-I’tisham 2/111-112).

Kalau bid’ah hasanah itu ada, tentu Imam Al-‘Izz bin Abdis Salam tidak akan menyebut Ilmu Tajwid dengan Maslahah Mursalah, tapi menyebutnya bid’ah hasanah.

Dari perkata’an Imam Al-Iz bin Abdis Salam, sebetulnya kita bisa memahami ucapan beliau, bahwa dalam urusan agama atau ibadah tidak ada bid’ah hasanah.

Demikian pula ilmu nahwu, ilmu mushtholah hadits, ilmu fara’idh, ilmu ushul fikih, membangun madrasah, memberi titik dan harokat pada Al-Qur’an, berangkat haji pake pesawat terbang, speker untuk panggilan adzan, dakwah di internet atau di facebook dan sebagainya, yang semua itu tidak ada di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Contoh-contoh yang di sebutkan di atas semua itu termasuk kepada Maslahah Mursalah.

Kalau ada yang mengatakan, Maslahah Mursalah itu katanya bid’ah hasanah.

Itulah kejahilannya. KARENA ANTARA MASLAHAH MURSALAH DENGAN BID’AH ADA PERBEDA’ANNYA YANG SANGAT JELAS.

Kalau ada yang mengatakan bahwa Maslahah Mursalah tidak ada perbeda’annya dengan bid’ah. Itulah yang menjadikan mereka rancu dalam memahami bid’ah.

Maka tidak heran kalau perkara-perkara yang termasuk kepada Maslahah Mursalah, mereka menyebutnya bid’ah hasanah.

Karena kejahilannya tidak mengetahui perbeda’an antara Maslahah Mursalah dengan bid’ah.

Adapun sebab yang mendorong para ulama untuk membuat sebuah metode membaca al-Qur’an (ilmu tajwid), adalah karena tersebarnya bahasa orang-orang non Arab yang merusak ilmu Al-Quran.

Bisa kita perhatikan betapa banyak orang tidak bisa membedakan د (dal) dengan ذ (dzal), ظ (dzo`) dengan ض (dho’). Demikian pula س (sin) dengan ش (syin) atau denganث (tsa’), dan seterusnya.

Maka sebuah ilmu yang menentukan tata cara membaca al-Qur’an yang benar dibutuhkan.

Ilmu tajwid diambil dari Al-Quran dan Sunnah, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al-Quran, serta para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in demikian seterusnya.

Sampailah kepada ulama-ulama yang ahli dalam Al-Quran sehingga sampai ilmu qiro’at tersebut dengan cara yang mutawatir.

Ilmu tersebut dinamakan dengan ilmu tajwid.

Sedangkan tajwidnya sendiri ada dua, yaitu :

1. Syafawi ‘Amali, yaitu bacaan Al-Quran yang bagus yang diambil dari orang yang ahli dalam membaca Al-Quran.

2. Nadzory ‘Ilmi, yaitu suatu ilmu yang diajarkan secara turun-temurun menurut kaidah yang diletakkan oleh para ulama.

برك الله فيكم

Дδµ$ $@ŋţ๏$ą $๏๓ąŋţяί

https://agussantosa39.wordpress.com/category/04-bidah/02-memahami-bidah/

=========