ORANG YANG MEMPERINGATKAN DARI BAHAYANYA BID’AH, KEBAIKANNYA LEBIH BAIK DARI BAPAK DAN IBUNYA
Para pelaku bid’ah menganggap, orang yang memperingatkan mereka untuk meninggalkan amalan-amalan baru dalam agama (bid’ah) sebagai orang yang memusuhinya. Sehingga mereka pun melakukan perlawanan apakah dengan kata-kata buruk atau dengan sikap yang tidak bersahabat. Tentu saja anggapan mereka salah besar. Karena memperingatkan umat dari penyimpangan sebagai bentuk kecintaan kepada sesama muslim.
Abu Shalih Al-Farra’ rahimahullah berkata : “Aku menceritakan kepada Yusuf bin Asbath tentang Waki’ bahwasanya beliau terpengaruh sedikit dengan perkara fitnah (Khawarij) ini”.
Maka dia (Yusuf bin Asbath) berkata : “Dia serupa dengan gurunya, yaitu Al-Hasan bin Shalih bin Hay”.
Aku pun berkata kepada Yusuf, “Apakah kamu tidak takut perkata’anmu ini merupakan ghibah ?”
Beliau menjawab : “Kenapa begitu wahai orang bodoh, JUSTRU SAYA LEBIH BAIK BAGI MEREKA DIBANDING IBU DAN BAPAK MEREKA SENDIRI, saya melarang manusia dari mengamalkan kebid’ahan mereka, karena bisa mengakibatkan semakin banyaknya dosa-dosa para pengajak kepada bid’ah tersebut. Adapun yang memuji mereka, justru lebih membahayakan mereka.
[Lihat At-Tahdzib (2/249 no. 516), sebagaimana dalam Lamud Durril Mantsur Minal Qoulil Ma’tsur, karya Abu Abdillah Jamal bin Furaihan al-Haritsiy. Muraja’ah: As-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah, (hal. 27)].
بَارَكَ اللهُ فِيْكُم
Agus Santosa Somantri
https://agussantosa39.wordpress.com/category/i-bidah/10-memahami-bidah/
================