KISAH MUBAHALAH SYAIKH IBNU HAJAR AL-ASQOLANI RAHIMAHULLAH
Syaikh Islam Ibnu Hajar adalah pribadi yang lemah lembut dalam berdakwa, akan tetapi sering dia marah ketika melihat kesesatan nampak di depan matanya.
As-Sakhawi dalam kitab Al- Jawahir wa Ad-Durar, “Biografi Syaikh Islam Ibnu Hajar” (I/1001), juga berkata, “Berkali-kali aku pernah mendengar Ibnu Hajar terlibat perdebatan serius dengan salah seorang pengagum Ibnu Arabi (tokoh sufi) tentang diri Ibnu. Tentu saja pengagum Ibnu Arabi tadi tidak bisa terima. Ia mengancam akan melaporkan Ibnu Hajar dan kawan-kawannya kepada sang sultan. Tetapi, ancaman itu ditanggapi oleh Ibnu Hajar dengan tenang. Ia mengatakan, ‘Jangan bawa-bawa sang sultan ikut campur dalam masalah ini. Mari kita mengadakan mubahalah saja’.
Jarang sekali dua orang yang mengadakan mubahalah, lalu pihak yang berdusta akan selamat dari musibah. Tantangan Ibnu Hajar ini disetujui oleh pengagum Ibnu Arabi tersebut.
Lalu, Ia mengatakan, ‘Ya Allah, jika Ibnu Arabi dalam kesesatan, laknatilah aku dengan laknat-Mu’.
Lalu, Ibnu Hajar mengatakan, ‘Ya Allah, jika Ibnu Arabi dalam kebenaran, laknatilah aku dengan laknat-Mu’.
Peristiwa itu terjadi pada bulan Dzul Qa’dah tahun 97 Hijriyah. Sedangkan peristiwa mubahalah terjadi pada bulan Ramadhan tahun yang sama. Ketika berlangsung mubahalah, Ibnu Hajar tahu bahwa siapa yang bersalah akan mendapat celaka kurang dari waktu setahun.”
Tidak sampai setahun orang yang bermubahalah tersebut buta dan paginya meninggal dunia.
Sumber: Kisah Karomah Para Wali, Abul Fida’ Abdurraqib al-Ibi, Penerbit Darul Falah
___